Rabu, 15 Juli 2009

Jangan Berduka


Kali ini saya akan memaparkan trik n tips bagi hati-hati yang sedang lara dan bersedih. Hati adalah gejolak jiwa yang sering berubah-ubah. Hal itu disebabkan datangnya kondisi pengalaman-pengalaman jiwa yang dapat mempengaruhi kondisi fikiran dan selanjutnya diteruskan dengan kondisi hati yang biasa kita persepsikan yaitu perasaan. Kondisi hati yang baik tentunya akan menimbulkan sifat diri yang sedang berbahagia, senang tapi berbeda dengan hati yang sedang gundah menyebabkan sifat diri yang tidak tenang, bersedih dan seterusnya. Harapan setiap insan tentunya mengharapkan kondisi hati yang tenang, bahagia, dan hilangnya kegundahan dalam hidupnya.
Pastinya….yang baca artikel ini tentunya juga mau khan. Hayo ngaku :x :x
Maka dari itu untuk mengetahui dasar-dasar ilmu yang bisa membuat diri kita bisa selalu berbahagia dengan segala kondisi. Coba kita simak paparan satu ini…:z:z:z:z


Insan yang berakal menurut Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di Rahimahullah dalam bukunya, al-Wasaailu al-Mufaidah lil Hayatatis Sa’idah mengetahui bahwa kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan yang ia jalani dengan bahagia dan tenang. Kehidupan ini pendek sekali, lanjut Syaikh AAS-Sa’di, maka tak sepantasnya memperpendek dengan kesedihan dan larut dalam kesusahan.

Jika seorang hamba ditimpa musibah atau takut akan sebuah musibah hendaklah membandingkan antara nikmat-nikmat yang ia dapatkan, baik dalam urusan agama atau dunia dengan musibah yang menimpanya. Dengan membandingkan akan jelas baginya betapa banyak nikmat yang dia dapatkan dan tertutupilah musibah yang menimpanya.
Selanjutnya Syaikh as-Sa’di menyarankan, hendakhnya juga membandingkan antara kemungkinan bahaya yang akan menimpanya dengan banyaknya kemungkinan akan dapat selamat darinya. Jangan sampai kemungkinan yang lemah dapat mengalahkan kemungkinan-kemungkinan kuat dan banyak. Dengan demikian, akan hilanglah kesedihan dan perasaan takutnya.

Juga memperkirakan hal paling besar yang dapat menimpanya, kemudian menyiapkan mental untuk menghadapi bila memang terjadi, berusaha mencegah apa-apa yang masih belum terjadi dan menghilangkan atau paling tidak meminimalisir musibah yang sudah terjadi.

Bila Tak Kesampaian

Bila seseorang dihadapkan dengan ketakutan, sakit, kekurangan atau tidak tercapai keinginannya, hendaklah dihadapi dengan tenang dan kesiapan mental, bahkan dia harus siap menghadapikeadaan yang lebih berat sekalipun, sebab, kesiapan mental dalam menghadapi musibah akan mengecilkan musibah tersebut dan menghilangkan bobotnya. Terutama bila dia berusaha melawan sesuai kemampuan, sehingga dapat memadukan antara kesiapan mental dan usaha maksimal yang dapat mengalihkan perhatian dari musibah yang akan dating. Dan yang lebih penting lagi adalah selalu memperbarui kekuatan menghadapi musibah disertai dengan tawakkal dan yakin kepada Allah Subhaanahu wa Ta’Ala.

Jika hati bersandar kepada Allah Subhaanahu wa Ta’Ala, bertawakal kepada-Nya, tidak menyerahkan pada prasangka-prasangka buruk juga tidak dikuasai khayalan-khayalan negative, yakin serta sungguh-sungguh berharap atas karunia Allah Subhaanahu wa Ta’Ala, maka akan terusirlah perasaan sedih dan hilanglah berbagai macam penyakit fisik dan jiwa.

Akan dicukupkan

Hati bisa mendapatkan kekuatan, kelapangan dan kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan. Banyak rumah sakit yang penuh dengan pasien yag sakit karena prasangka-prasangka buruk dan khayalan-khayalan menyesatkan. Banyak orang yang kuat hatinya tapi masih terpengaruh dengan hal tersebut, apalagi orang yang memang kemah hatinya. Dan betapa sering hal tersebut menyebabkan kedunguan dan kegilaan, kata Syaikh as-Sa’di. Orang yang sehat dan selamat adalah yang diselamatkan oleh Allah Subhaanahu wa Ta’Ala dan diberi-Nya taufik untuk berusaha mendapatkan faktor-faktor yang biasa menguatkan hatinya dan mengusir kegelisahannya.

Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkannya”. (Ath-Thalaq: 3).
Artinya Allah Subhaanahu wa Ta’Ala akan mencukupkan untuknya semua apa yang dia butuhkan dari urusan agama dan dunianya.

Maka orang yang bertawakal kepada Allah Subhaanahu wa Ta’Ala, hatinya kuat. Tidak dapat dipengaruhi prasangka-prasangka buruk, tidak dapat digoncang oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi, sebab dia tahu hal itu termasuk indikasi lemahnya jiwa dan perasaan takut yang tidak beralasan. Dia tahu, Allah Subhaanahu wa Ta’Ala akan menjamin sepenuhnya orang yang bertawakal kepada-Nya, dia yakin kepada Allah Subhaanahu wa Ta’Ala dan tenang karena percaya akan janji-Nya. Dengan demikian, hilanglah duka dan gelisah. Kesulitan berubah menjadi kemudahan, kesedihan menjadi kegembiraan dan perasaan takut menjadi keimanan.

Sumber :Majalah Nabila (2004)


Read More.. »»

Aksi menentang Busana Minim di Qatar


Baru baca majalah tarbawi ada artikel mengenai “aksi menentang busana minim”. Jadi teringat saat situasi di Negara sendiri pada waktu pengesahan UU anti pornografi yang penuh dengan pro dan kontra :t:t. Tapi saat ini saya tidak membahas hal itu, melainkan menceritakan kembali perjuangan para kaum pemuda di negara yang bertetanggaan dengan Negara-negara mayoritas Islam yaitu Negara Qatar dalam menentang datangnya kehidupan hedonis dan penuh liberalism.:o:o


Ternyata untuk menentang hal-hal seperti “aksi menentang busana minim” tersebut tidak hanya di Indonesia yang notabennya hamper 90% beragama muslim tapi ini juga perjuangan bagi Negara Arab yang terus merasakan dilema akibat merebaknya perkembangan zaman.

Misalnya saja Negara Qatar……..:d:d:d
negara ini yang memiliki banyak musim. Ada musim dingin, musim jeda, dan musim panas. Dalam bergantinya musim, di Negara Qatar sudah memiliki tren dalam berpakaian untuk menyesuaikan segala kondisi musim. Misalnya saja musim dingin yang memakai jaket, klo musim jeda memakai yang serba santai celana, t-shirt sedangkan ketika sudah musim panas tren celana pendek dan tank top merebak, hingga jalan-jalan trotoar dipenuhi wanita-wanita berpakaian minim bertebaran.

Suasana ini lah yang yang menjadi indikator sebagian warga asli Qatar untuk mengubah tren-tren berpakaian untuk para wanita agar di segala kondisi dapat menutupkan auratnya.
Mereka yang sebagian kaum pemuda berkampanyekan melalui internet yaitu dengan tema “kampanye memerangi pakaian minim”. Menurut para aktifis gerakan moral tujuan mereka agar menghimbau kaum hawa untuk tidak sembarangan mengenakan pakaian yang bertabrakan dengan tradisi dan agama masyarakat Qatar.

Qatar merupakan sebuah emirat di Timur Tengah yang terletak disebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab. Batasnya diselatan adalah Arab Saudi dan sisanya dibatasi Teluk Persia. Meski berada di kawasan Arab, hukumnya di Qatar cenderung lebih bebas dan liberal. Di bawah kepemimpinan Emir Qatar, Hamad bin Khlaifah Al Thani, Qatar mengalami modernisasi dan liberalisasi. Seperti misalnya, alkohol diperbolehkan dalam jumlah terbatas, untuk kalangan ekspatriat yang memang sangat banyak disana. Yang mengejutkan seperti dilansir Islamonline, saat ini Qatar ditinggali oleh sekitar 1,6 juta orang, tapi mayoritasnya adalah orang asing. Yang menjadi penduduk asli di Qatar hanya 20 % saja. Ehm tantangan bagi masyarakat asli dalam menghadapi kondisi serba bebas akibat dari masyarakat pendatang.

Untuk itu dalam mengkampanyekan menutup aurat, dibukanya situs-situs didunia maya salah satu thread. Salah satunya pemudi Qatar yang mengatakan “kita harus bahu membahu memelihara diri, para pemuda dan kaum wanita untuk menolak bahaya fitnah itu. Kami berdiri dalam sisi yang positif, menentang dan menolak semua orang yang berpakaian “telanjang”,agar kami bisa memelihara masyarakat kami dari semua yang berakibat buruk bagi individu kami yang merusak rasa malu”.

Usaha-usaha ini harus diacungkan jempol karena klo bukan masyarakat asli siapa lagi yang harus memerangi. Untuk itu saya pun stuju dalam mengkampanyekan anti pakaian minim n seksi…………. :) :) :$ :$


Read More.. »»

Kiat-Kiat Menuju Pelamin


Banyak para insan yang benar-benar mendambakan untuk hidup mengakhiri masa hidupnya untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Siapa yang tidak mau, bahwa menjalankan rumah tangga ada bagian dari separuh agama kita. Untuk itu, dalam menyempurnakan Din kita tentunya dianjurkan untuk segera menikah :$:$:$

Indahnya sebuah ikatan suci antara dua orang insan yang pasrah untuk saling berjanji setia menemani mengayuh biduk mengarungi lautan kehidupan. Dari ikatan suci ini dibangunlah keluarga bahagia, yang dipimpin oleh seorang suami yang shalih dan dimotori oleh seorang istri yang shalihah. Mereka mengerti hak-hak dan kewajiban mereka terhadap pasangannya, dan mereka pun memahami hak dan kewajiban mereka kepada Allah Ta’ala. Kemudian lahir dari mereka berdua anak-anak yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah Azza Wa Jalla. Cinta dan kasih sayang pun tumbuh subur di dalamnya. Rahmat dan berkah Allah pun terlimpah kepada mereka. Inilah keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, samara kata orang. Inilah model keluarga yang diidamkan oleh setiap muslim tentunya.:d:d :L :L


Tidak diragukan lagi, bahwa untuk menggapai taraf keluarga yang demikian setiap orang harus melewati sebuah pintu, yaitu pernikahan. Dan usaha untuk meraih keluarga yang samara ini hendaknya sudah dimulai saat merencanakan pernikahan. Pada tulisan singkat ini akan sedikit dibahas beberapa kiat menuju pernikahan Islam yang diharapkan menjadi awal dari sebuah keluarga yang samara.

Berbenah Diri Untuk Mendapatkan Yang Terbaik

Penulis ingin membicarakan 2 jenis manusia ketika ditanya: “Anda ingin menikah dengan orang shalih/shalihah atau tidak?”. Manusia jenis pertama menjawab “Ya, tentu saja saya ingin”, dan inilah muslim yang masih bersih fitrahnya.
Ia tentu mendambakan seorang suami atau istri yang taat kepada Allah, ia mendirikan shalat ia menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ia menginginkan sosok yang shalih atau shalihah.
Maka, jika orang termasuk manusia pertama ini agar ia mendapatkan pasangan yang shalih atau shalihah, maka ia harus berusaha menjadi orang yang shalih atau shalihah pula.

Allah Azza Wa Jalla berfirman yang artinya: “Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula” [QS. An Nur: 26]. Yaitu dengan berbenah diri, berusaha untuk bertaubat dan meninggalkan segala kemaksiatan yang dilakukannya kemudian menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Sedangkan manusia jenis kedua menjawab: “Ah saya sih ndak mau yang alim-alim” atau semacam itu. Inilah seorang muslim yang telah keluar dari fitrahnya yang bersih, karena sudah terlalu dalam berkubang dalam kemaksiatan sehingga ia melupakan Allah Ta’ala, melupakan kepastian akan datangnya hari akhir, melupakan kerasnya siksa neraka. Yang ada di benaknya hanya kebahagiaan dunia semata dan enggan menggapai kebahagiaan akhirat.

Kita khawatir orang-orang semacam inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai orang yang enggan masuk surga. Lho, masuk surga koq tidak mau? Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Setiap ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan”. Para sahabat bertanya: ‘Siapakah yang enggan itu wahai Rasulullah?’. Beliau bersabda: “Yang taat kepadaku akan masuk surga dan yang ingkar terhadapku maka ia enggan masuk surga” [HR. Bukhari]

Seorang istri atau suami adalah teman sejati dalam hidup dalam waktu yang sangat lama bahkan mungkin seumur hidupnya. Musibah apa yang lebih besar daripada seorang insan yang seumur hidup ditemani oleh orang yang gemar mendurhakai Allah dan Rasul-Nya? Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Keadaan agama seorang insan tergantung pada keadaan agama teman dekatnya. Maka sudah sepatutnya kalian memperhatikan dengan siapa kalian berteman dekat” [HR. Ahmad, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani]

Bekali Diri Dengan Ilmu

Ilmu adalah bekal penting bagi seseorang yang ingin sukses dalam pernikahannya dan ingin membangun keluarga Islami yang samara. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu agama tentunya. Secara umum, seseorang perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu agama, minimal ilmu-ilmu agama yang wajib bagi setiap muslim. Seperti ilmu tentang aqidah yang benar, tentang tauhid, ilmu tentang syirik, tentang wudhu, tentang shalat, tentang puasa, dan ilmu yang lain, yang jika ilmu-ilmu wajib ini belum dikuasai maka seseorang dikatakan belum benar keislamannya. Lebih baik lagi jika membekali diri dengan ilmu agama lainnya seperti ilmu hadits, tafsir al Qur’an, Fiqih, Ushul Fiqh karena tidak diragukan lagi bahwa ilmu adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Renungkanlah firman Allah Ta’ala, yang artinya: “Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [QS. Al Mujadalah: 11]

Secara khusus, ilmu yang penting untuk menjadi bekal adalah ilmu tentang pernikahan. Tata cara pernikahan yang syar’I, syarat-syarat pernikahan, macam-macam mahram, sunnah-sunnah dalam pernikahan, hal-hal yang perlu dihindari, dan yang lainnya.

Siapkan Harta Dan Rencana

Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan membutuhkan kemampuan harta. Minimal untuk dapat memenuhi beberapa kewajiban yang menyertainya, seperti mahar, mengadakan walimah dan kewajiban memberi nafkah kepada istri serta anak-anak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” [HR. Ahmad, Abu Dawud].

Namun kebutuhan akan harta ini jangan sampai dijadikan pokok utama sampai-sampai membuat seseorang tertunda atau terhalang untuk menikah karena belum banyak harta. Harta yang dapat menegakkan tulang punggungnya dan keluarganya itu sudah mencukupi. Karena Allah dan Rasul-Nya mengajarkan akhlak zuhud (sederhana) dan qana’ah
(mensyukuri apa yang dikarunai Allah) serta mencela penghamba dan pengumpul harta. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishah dan celakalah hamba khamilah. Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” [HR. Bukhari].

Disamping itu, terdapat larangan bermewah-mewah dalam mahar dan terdapat teladan menyederhanakan walimah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya” [HR. Ahmad]. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga, berdasarkan hadits Anas Bin Malik Radhiyallahu’anhu, ketika menikahi Zainab Bintu Jahsy mengadakan walimah hanya dengan menyembelih seekor kambing [HR. Bukhari-Muslim].

Selain itu rumah tangga bak sebuah organisasi, perlu manajemen yang baik agar dapat berjalan lancar. Maka hendaknya bagi seseorang yang hendak menikah untuk membuat perencanaan matang bagi rumah tangganya kelak. Misalnya berkaitan dengan tempat tinggal, pekerjaan, dll.

Pilihlah Dengan Baik

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius : nikah, cerai dan ruju’ ” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali Nasa’i). Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup insya Allah. Jika demikian, merupakan salah satu kemuliaan syariat Islam bahwa orang yang hendak menikah diperintahkan untuk berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan hidup.

Kriteria yang paling utama adalah agama yang baik. Setiap muslim atau muslimah yang ingin beruntung dunia akhirat hendaknya mengidam-idamkan sosok suami atau istri yang baik agamanya, ia memahami aqidah Islam yang benar, ia menegakkan shalat, senantiasa mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan memilih istri yang baik agamanya “Wanita dikawini karena empat hal : ……. hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka”. [HR. Bukhari- Muslim]. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga mengancam orang yang menolak lamaran dari seorang lelaki shalih “Jika datang kepada kalian lelaki yang baik agamanya (untuk melamar), maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi” [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah].

Selain itu ada beberapa kriteria lainnya yang juga dapat menjadi pertimbangan untuk memilih calon istri atau suami:

1. Sebaiknya ia berasal dari keluarga yang baik nasabnya (bukan keluarga pezina atau ahli maksiat)
2. Sebaiknya ia sekufu. Sekufu maksudnya tidak jauh berbeda kondisi agama, nasab dan kemerdekaan dan kekayaannya
3. Gadis lebih diutamakan dari pada janda
4. Subur (mampu menghasilkan keturunan)
5. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan jika engkau pandang…” [HR. Thabrani]
6. Hendaknya calon istri memahami wajibnya taat kepada suami dalam perkara yang ma’ruf
7. Hendaknya calon istri adalah wanita yang mengaja auratnya dan menjaga dirinya dari lelaki non-mahram.

Shalat Istikharah Agar Lebih Mantap

Pentingnya urusan memilih calon pasangan, membuat seseorang layak untuk bersungguh-sungguh dalam hal ini. Selain melakukan usaha, jangan lupa bahwa hasil akhir dari segala usaha ada di tangan Allah Azza Wa Jalla. Maka sepatutnya jangan meninggalkan doa kepada Allah Ta’ala agar dipilihkan calon pasangan yang baik. Dan salah satu doa yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan shalat Istikharah. Sebagaimana hadits dari Jabir Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan Al Qur’an” [HR. Bukhari].

Datangi Si Dia Untuk Nazhor Dan Khitbah

Setelah pilihan telah dijatuhkan, maka langkah selanjutnya adalah Nazhor. Nazhor adalah memandang keadaan fisik wanita yang hendak dilamar, agar keadaan fisik tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk melanjutkan melamar wanita tersebut atau tidak. Terdapat banyak dalil bahwa Islam telah menetapkan adanya Nazhor bagi lelaki yang hendak menikahi seorang wanita. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian meminang wanita, maka jika dia bisa melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah” [HR. Abu Dawud].

Namun dalam nazhor disyaratkan beberapa hal yaitu, dilarang dilakukan dengan berduaan namun ditemani oleh mahrom dari sang wanita, kemudian dilarang melihat anggota tubuh yang diharamkan, namun hanya memandang sebatas yang dibolehkan seperti wajah, telapak tangan, atau tinggi badan.

Dalil-dalil tentang adanya nazhor dalam Islam juga mengisyaratkan tentang terlarangnya pacaran dalam. Karena jika calon pengantin sudah melakukan pacaran, tentu tidak ada manfaatnya melakukan Nazhor.

Setelah bulat keputusan maka hendaknya lelaki yang hendak menikah datang kepada wali dari sang wanita untuk melakukan khitbah atau melamar. Islam tidak mendefinisikan ritual atau acara khusus untuk melamar. Namun inti dari melamar adalah meminta persetujuan wali dari sang wanita untuk menikahkan kedua calon pasangan. Karena persetujuan wali dari calon wanita adalah kewajiban dan pernikahan tidak sah tanpanya. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Tidak sah suatu pernikahan kecuali dengan keberadaan wali” [HR. Tirmidzi]

Siapkan Mahar

Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah mahar, atau disebut juga mas kawin. Mahar adalah pemberian seorang suami kepada istri yang disebabkan pernikahan. Memberikan mahar dalam pernikahan adalah suatu kewajiban sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Maka berikanlah kepada mereka maharnya sebagai suatu kewajiban” [QS. An Nisa: 24].
Dan pada hakekatnya mahar adalah ‘hadiah’ untuk sang istri dan mahar merupakan hak istri yang tidak boleh diambil. Dan terdapat anjuran dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk tidak terlalu berlebihan dalam mahar, agar pernikahannya berkah. Sebagaimana telah dibahas di atas.

Setelah itu semua dijalani akhirnya sampailah di hari bahagia yang ditunggu-tunggu yaitu hari pernikahan. Dan tali cinta antara dua insan pun diikat.

Belum Sanggup Menikah?

Demikianlah uraian singkat mengenai kiat-kiat bagi seseorang yang hendak menapaki tangga pernikahan. Nah, lalu bagaimana kiat bagi yang sudah ingin menikah namun belum dimampukan oleh Allah Ta’ala? Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Orang-orang yang belum mampu menikah hendaknya menjaga kesucian diri mereka sampai Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya” [QS. An Nur: 33].

As Sa’di menjelaskan ayat ini: “Yaitu menjaga diri dari yang haram dan menempuh segala sebab yang dapat menjauhkan diri keharaman, yaitu hal-hal yang dapat memalingkan gejolak hati terhadap hal yang haram berupa angan-angan yang dapat dikhawatirkan dapat menjerumuskan dalam keharaman” [Tafsir As Sa’di]. Intinya, Allah Ta’ala memerintahkan orang yang belum mampu untuk menikah untuk bersabar sampai ia mampu kelak. Dan karena dorongan untuk menikah sudah bergejolak mereka diperintahkan untuk menjaga diri agar gejolak tersebut tidak membawa mereka untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga menyarakan kepada orang yang belum mampu untuk menikah untuk banyak berpuasa, karena puasa dapat menjadi tameng dari godaan untuk bermaksiat [HR. Bukhari-Muslim]. Selama masih belum mampu untuk menikah hendaknya ia menyibukkan diri pada hal yang bermanfaat. Karena jika ia lengah sejenak saja dari hal yang bermanfaat, lubang kemaksiatan siap menjerumuskannya. Ibnul Qayyim Al Jauziyah memiliki ucapan emas: “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi Liman Sa’ala ‘An Ad Dawa Asy Syafi, hal. 109). Kemudian senantiasa berdoa agar Allah memberikan kemampuan untuk segera menikah.

Wallahul Musta’an.

sumber: buletin.muslim.or.id


Read More.. »»

Salahkah Seorang Ikhwan Memilih Calon Istri yang Cantik?



Cantik adalah istilah bagi seorang wanita yang memiliki paras menawan, berkulit putih, tubuh semampai, berambut terurai, dan penuh pesona. Kriteria itu sudah merekah bagi kebanyakan orang  ………..
ehm sedihnya aku tak termasuk criteria itu:f:f

Ehm ga penting yah, kita lanjutkan pembahasannya.

Dari judulnya pasti kita berkaca-kaca apakah kita termasuk wanita-wanita yang menjadi salah satu pilihan para ikhwan ataupun lelaki yang menjadi pendamping hidupnya. Tapi di pembahasan posting kali ini, kita akan memaparkan kondisi aktual para ikhwan dalam mempersepsikan wanita-wanita calon pendampingnya. Saya mengambil artikel tersebut dari sebuah situs Islam yang ini dan saya kembangkan dengan bahasa saya sendiri. Pastinya tanpa mengurangi esensi dari pembahasan tersebut. Ok kita lanjutkan…


Kecantikan sudah lumrah menjadi salah satu daya tarik yang memikat setiap lelaki. Wajarlah jika para produsen menggunakan jasa wanita cantik untuk melariskan barang dagangan mereka dan memang tak bisa dipungkiri!
Begitupula masalah memilih pasangan hidup tentu setiap lelaki memiliki kriteria tertentu tentang calon istri yang akan di nikahinya. Kalau mau jujur dalam setiap kriteria itu diantara salah satunya adalah menginginkan calon istrinya berwajah cantik atau sedap dipandang mata, tidak membosankan. Salahkah bila seorang ikhwan menghendaki atau menginginkan seorang istri yang cantik?

Wahai sahabat saudariku,.. jangan bersungut ataupun bersedih dahulu menyalahkan si ikhwan yang berselera demikian. Karena pernikahan itu sendiri adalah ibadah, terkadang iman akan naik dan turun. Tentunya sangat membutuhkan sebab-sebab yang dapat merekatkan tali pernikahan dimasa mendatang.

Bila kecantikan adalah merupakan daya tarik bagi si ikhwan itu yang nantinya akan mengekalkan hubungan percintaan (pernikahan)dan kasih sayangnya kepada wanita yang akan di nikahinya maka islam tidaklah melarangnya. Karena ia adalah fitrah atau naluri yang Allah subhanahu wata’ala ciptakan untuk manusia.

Coba kita simak hadits berikut ini, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu dari Nabi shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda:

wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara: karena hartanya, karena kemuliaan keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah yang beragama, karena kalau tidak niscaya engkau akan merugi”1

Kemudian marilah kita simak penjelasan fiqh hadits diatas:2

Dalam hadits diatas menjelaskan kepada kita tentang adat atau kebiasaan laki-laki menikahi wanita karena salah satu dari empat perkara diatas.Yaitu diantara mereka mengutamakan (cenderung) kepada harta, kemulian keturunannya (nasabnya), kecantikannya, dan karena agama si wanita tersebut.Kemudian Nabi kita yang mulia memberikan petunjuk kepada kita agar memilih yang tertinggi dan termulia yang akan memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat yaitu pilihlah yang beragama.Yaitu pilihlah wanita karena keshalihahannya.

Tetapi hal ini tidak berarti bahwa laki-laki tidak boleh memilih wanita yang cantik dan seterusnya. Tidak demikian! Ini adalah sebuah kesalahan di dalam memahami hadits. Akan tetapi maksudnya -Insya Allah- seperti ini:

Misalnya ada seorang laki-laki memilih wanita yang cantik parasnya. Kemudian dia melihat apakah pilihannya seorang wanita shalihah? Kalau jawabannya adalah: ‘ya’ maka dia boleh melanjutkan pilihannya. Kiaskanlah dengan keistimewaan yang lainnya! Tetapi kalau jawabannya ‘tidak’, maka dia dihadapkan kepada dua pilihan yang salah satunya harus dia tentukan dan tetapkan.

Kalaupun dia melanjutkan pilihannya berarti dia telah mendahulukan kecantikan dari keshalihan.Kalaupun dia membatalkan pilihannya berarti dia telah mendahulukan keshalihan (agama) dari kecantikan. Atau ketika akan memilih dia menentukan sesuai dengan apa yang dia mau atau sesuai dengan seleranya misalnya: “Saya akan memilih wanita yang cantik, yang tinggi, yang putih, yang begini dan begitu dan seterusnya.” Pilihan yang seperti ini dibolehkan dan agama tidak pernah melarangnya.Karena memang berjalan dengan fitrah manusia. Oleh karena itu Nabi kita shalallahu alaihi wassalam mengatakan: “Wanita itu biasa dinikahi karena empat perkara…”

Akan tetapi tetap saja penentuan akhirnya ada pada agama si akhwat tersebut, sebagaimana sabda Nabi mengakhiri dan menutup sabdanya: Maka pilihlah yang beragama! Maksudnya janganlah kau kalahkan agamamu dengan segala kecantikan dan harta benda duniawi. Padahal sebaik-baik kesenangan, kemewahan, harta benda dunia adalah wanita shalihah. Kalau pilihanmu jatuh pada wanita shalihah berarti engkau telah memiliki harta benda dan kesenangan dunia yang terbaik. Istimewa kalau wanita shalihah pilihanmu itu seperti yang kau ingini. Hukum ini juga berlaku bagi setiap muslimah yang akan menjatuhkan pilihannya kepada laki-laki muslim.

Setelah tahu penjelasan hadits diatas tentu kita melihat betapa indahnya islam sejalan dengan fitrah manusia. Karena kecenderungan merupakan hak mutlak bagi setiap pasangan yang akan menikah untuk mengekalkan hubungan mereka maka islampun menganjurkan agar mereka melihat (nazhar) hal-hal yang dapat membuat mereka tertarik untuk segera menikah dan salah satunya adalah faktor kecantikan yang dimana terkadang sangat mempengaruhi hati atau hasrat seorang laki-laki untuk segera menikahi wanita yang telah dilihatnya. Wallahu ‘alam.

Sumber:
- Al Masail Masalah-masalah Agama jilid 7, Abdul hakim Abdat, Darus Sunnah, Jakarta, 2006.
- Fiqh Wanita, Syaikh Kamil Uwaidah, Pustaka Kautsar.


Read More.. »»

Rasa Cemburu


Pada saat kita sudah menjalin dan membina suatu hubungan, apakah hubungan intim dalam masa kenalan atau masa perwakinan, pengalaman yang tidak menyenangkan akan terjadi, yaitu timbulnya rasa cemburu antar pasangan :#:v:#

Rasa cemburu merupakan salah satu indikator hal-hal yang positif bagi kita terhadap pasangan, karena dengan rasa cemburu menjadi tolak ukur agar pasangan kita dapat menjaga sikap maupun tingkah laku dalam berkomunikasi dengan lawan jenis.

Tentunya Islam mengajarkan agar dalam berkomunikasi dengan beda mahram agar menjaga pandangannya, tetapi bagi sebagian orang yang tidak paham tingkah laku seenaknya dengan lawan jenis menjadi pemicu rasa ketakutan bagi pasangan-pasangan yang sudah menikah. Misalnya saja seringnya berbaurnya kaum hawa dengan kaum adam.

Rasa cemburu sangat dikaitkan dengan kondisi psikologis seseorang…………tetapi paradigma tentang esensi rasa cemburu terus berubah. maka dari itu untuk mengetahui paparan pengalaman rasa cemburu coba kita lihat paparan posting kali ini. ;);)



Rasa cemburu merupakan pengalaman emosional merupakan pengalaman emosional negative sebagai hasil dari kemungkinan akan kehilangan relasi yang berharga, baik oleh kehadiran pesaing yang riil (nyata) maupun pesaing yang dibayangkan ada.
Rasa cemburu selalu diikuti berbagai perasaan yang berkisar antara rasa sedih :f, rasa terabaikan :c atau bahkan merasa kehilangan kebanggaan oleh perasaan dicintai dan didambakan seseorang yang sangat berarti dan bermakna dalam kehidupan pada saat tertentu :@

Terdapat tiga perasaan yang merupakan perasaan inti yang membuat definisi cemburu semakin jelas, yaitu sakit hati, kemarahan yang amat sangat yang sering sekaligus diikuti rasa cemas bahkan ketakutan :t :#

Rasa sakit hati mengikuti pengalaman yang menunjukkan pasangan telah gagal menghormati komitmennya terhadap relasi yang telah terjalin. Sedangkan kekuatan dan rasa cemas berangkat dari proses keikatan emosional dan rasa kehilangan ikatan emosional yang berarti.

Meskipun demikian, rasa cemburu tidak melulu disebabkan rasa sakit hati kehilangan keintiman berpasangan, melainkan juga oleh berbagai macam sebab lain.
Misalnya, pasangan kita harus kerja ke luar negeri karena pekerjaan yang lebih menjamin masa depan yang menjanjikan atau kematian pasangan akibat kecelakaan.
Namun, memang terdapat keunikan elemen dalam perasaan cemburu, yaitu kehadiran pesaing romantis, yang sering disebut orang ketiga, yang mengancam kelanggengan hubungan intim yang terjalin dengan pasangannya.:v:v:v

Dapat dikatakan untuk menjadi cemburu, seseorang harus memiliki hubungan yang terancam sirna dengan kehadiran pesaing yang romantis sehingga mengancam hubungan intim yang telah terjalin. Apalagi bila pesaing tersebut adalah teman baiknya, kecuali bila teman/sahabat tersebut kemudian merasa bersalah karena merasa dikhianati sahabat sendiri.

Dalam kasus ini, kemarahan dan kebencian justru akan diarahkan kepada pasangan yang dinilai memulai “main mati adalah kemarahan yang timbul bisa menjadi penyebab perilaku menyerang. Dalam hal ini, bisa kita pahami tentang ekstrimnya kemarahan dengan membunuh akibat dari rasa cemburu. Penelitian di AS menyebutkan, 13 persen dari kasus pembunuhan disebabkan salah satu pasangan membunuh pasangannya dengan dasar cemburu sebagai motif utama.(Buss, 2000).

Reaksi terhadap Cemburu

Cemburu adalah pengalaman yang membuat seseorang merasa tidak berbahagia. Namun, reaksi cultural yang sering muncul pada sekitar lima enam decade terdahulu adalah penilainan positif terhadap rasa cemburu yang menyatakan rasa cemburu merupakan bukti bahwa pasangan mencintai dirinya dan merupakan hal yang memberi efek bagi kelanggengan suatu perkawinan :L :$ :L

Namun sekitar tahun 1980 pendapat tentang cemburu berubah dengan menyatakan bahwa rasa cemburu merupakan ungkapan perasaan ketidakamanan psikis. Rasa cemburu seperti itu merupakan hasil perkembangan sikap mental yang tidak sehat dan ketidakoptimalan fungsi kepribadian.

Sedangkan pada awal abad ke-21 ini, perkembangan reaksi terhadap cemburu mengarahkan pada kesimpulan bahwa orang yang dilanda cemburu adalah orang yang berada dalam kondisi mental yang sama dengan “pedang bermata dua”. Artinya pada satu mata pedang merupakan ekpresi rasa cinta terhadap pasangan sehingga takut sekali kehilangan relasi yang mesra dengan pasangan, sedangkan pada mata pedang lainnya merupakan ekpresi keadaan paranoid (kecurigaan yang bersifat patologis).

Kepekaan terhadap berkembangnya rasa cemburu antar pasangan pada masa-masa terakhir ini cenderung meningkat, sual pun cenderung memiliki dugaan dan berpikir bahkan dengan orang lain selain dirinya. Dugaan tersebut membuat parahnya perkembangan rasa cemburu salah satu pasangan pada pasangan lainnya.

“ungkapan cinta memang akan lebih semarak dengan kehadiran rasa cemburu dalam batas wajar, namun cemburu yang berlebihan kecuali menyiksa batin sendiri juga justru membuka peluang bagi kehancuran perkawinan. Pilihan diserahkan kepada anda sendiri………..

Read More.. »»

KARENANYA KAU DIPILIH !



Begitu banyakkah wanita yang belum menemukan jodohnya :t :t :t Sungguh suatu fenomena yang memprihatinkan. Bukankah pernikahan merupakan kebutuhan mendasar :$:$ Semua orang menginginkan dan merindukan.

Lepas dari jumlah perempuan yang semakin membengkak, tentu tak luput dari faktor kriteria pilihan :L :L :L.

Tidak bisa dipungkiri lelaki biasanya memasang setumpuk kriteria calon istrinya :@:@, begitupun dengan wanita punya segudang syarat untuk calon suaminya :p:p. Tidak jarang saking ketat dan tingginya kriteria mengakibatkan jodoh sebatas angan-angan :d:d:d

Kembang, sebut saja begitu, usia sudah merayap pada angka 40-an tahun. Berkali-kali proses pernikahannya gagal. Cantik memang tidak dimilikinya, tinggi juga kurang, kekayaan pun tidak bisa diharapkan, parahnya lagi dia juga bukan tipe wanita yang rajin mengkaji ilmu agama dan akhlak. Hari-harinya dilalui dengan penuh tanda tanya, kapankah suami akan diperolehnya :$:$:$



SIAPA MENOLAK SALIHAH?

Berkaca dari kasus ini sudah semestinya kalau kaum muslimah menggali potensi untuk meningkatkan kualitas diri. Cantik dan tidak memang sudah dari sananya, demikian juga dengan kecerdasan, tingkat sosial, dan semacamnya. Ada yang bisa dikembangkan sehingga menjadi muslimah berkualitas.

Perhatian kepada ilmu agama disertai tentunya dengan penempaan diri sehingga menghasilkan akhlak yang mulia. Tiada pilihan kecuali menjadi wanita yang salihah.
Cantik, yang biasanya dijadikan patokan utama oleh kebanyakan orang, tanpa disertai sifat kesalihatan bisa berbahaya.

Pintar juga akan merepotkan bila tidak dikawal oleh akhlak yang baik, bisa menjadi wanita yang panjang lidah, tidak sopan dan beradab, atau selalu menjadi pembangkang. Begitu juga yang berharta, tanpa bimbingan agama, kekayaannya sering tidak membawa manfaat, bahkan sebaliknya menjadi bencana.
Status sosial yang tidak dibarengi kualitas agama yang baik hanya akan memunculkan sifat keangkuhan.

Berbeda dengan wanita shalihat; tanpa kecantikan, kekayaan, kepintaran dan status sosial akan tetap mendatangkan kebaikan. Lebih-lebih bila disertai oleh satu atau lebih sifat yang empat itu, tentu akan menjadi primadona.
Siapa yang tidak ingin menikah dengan wanita kaya, cantik, pintar dan terpandang, shalihat lagi :L:L:L:L


INILAH WANITA PILIHAN

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi tuntunan dalam memilih wanita yang akan dijadikan sebagai istri. Bukan sekedar memilih yang pintar, tapi pria mesti pintar memilih dan wanita pun harus berlaku pintar agar menjadi sosok pilihan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan beberapa sifat seorang wanita salihah, pendek tapi cukup untuk menjadi pedoman bagi muslimah.

Apakah kalian mau saya beritahu tentang simpanan seseorang yang yang paling berharga? Yaitu wanita salihah yang (suaminya) menjadi bahagia bila memandangnya, bila diperintah segera dipenuhi, dan bila suaminya tidak ada dia menjaga kehormatannya.” (riwayat Ahmad)

Inilah yang akan menjadikan seorang wanita sebagai pilihan, simpanan nan berharga:

1. Taat

Seorang gadis yang terbiasa taat pada orang tua, akan mudah taat pada suami ketika sudah menikah nanti. Selama perintah suaminya adalah ma’ruf (tidak menyelisihi syariat) dia segera melaksanakannya. Bila perintah tersebut tidak berkenan, akan dicarinya waktu yang tepat untuk meyakinkan suami agar mengurungkan perintahnya tanpa dibarengi bantahan, penentangan, atau pemaksaan kehendak.

2. Enak Dipandang

Tidak harus cantik. Dengan mengoptimalkan segala potensi yang dimilikinya seorang wanita akan membuat senang suami yang memandangnya. Dia akan mampu membuat suaminya merasa nyaman, tenang dan puas. Rasa lelah yang dirasakan suami setelah bekerja seharian sirna oleh sambutan sang istri. Dengan begitu suami tidak akan berbuat yang tidak-tidak ketika di luar rumah. Hal ini akan mudah dilakukan oleh wanita yang terbiasa bersikap manis dan murah senyum kepada orang tuanya.

3. Cinta dan Pasrah

Seorang pria tentu berharap mendapat seorang istri yang mampu mencintai sepenuh hati dan bersikap pasrah. Wanita yang dalam berbuat dan bertingkah laku selalu berupaya menyenangkan suami dan menjauhi hal-hal yang mendatangkan kebenciannya. Kalau suami, saat di rumah, tidak mendapatkan istri yang bersikap manis, penuh kasih, bersih, senantiasa tersenyum memikat, perkataan indah, penuh cinta nan suci, akhlak islami serta sentuhan tangan yang penuh kasih sayang, maka di mana lagi dia bisa mendapatkannya?

4. Suka Membantu

Wanita salihah adalah yang selalu mengajak suaminya pada kebaikan agama dan dunianya. Bukannya memberatkan, namun justru mengingatkan suami untuk selalu berlaku taat pada Allah subhanahu wa ta’ala, serta memberikan saran dan pendapat demi kemajuan usaha sang suami.

Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha, istri pertama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus ibu kita semua, merupakan teladan wanita pilihan. Beliau sumbangkan harta dan perhatiannya untuk perjuangan Rasulullah, menyantuni kerabat dan selalu menyambung silaturahmi. Akankah Anda mewarisi sifat dan perilakunya? Kalau ya, karenanyalah engkau dipilih :) :) :):)

Sumber : Majalah NIKAH Vol.3. No.12, Maret 2005

Read More.. »»

Kamis, 02 Juli 2009

Post Power Syndrome


Malam minggu yang begitu tenang disekitar rumahku dan suasana hening membuat mataku untuk segera terpenjam karena lelahnya hari yang telah dilalui :s :s :s :s Waktu yang sudah menunjukkan jam 10 malam, ini adalah waktu yang biasanya untuk tidur.

Dengan letihnya badan berusaha menenangkan jiwa dengan nikmatnya tempat tidur yang empuk. Hampir juga terlelap mata, lalu ada suara gaduh terdengar dari rumah belakang saya :# :# :#… dari suara itu sangat keras terdengar dan saya perhatikan sumber suara itu dari tetangga saya yang biasa saya panggil om R berteriak-teriak dan anak-anak perempuannnya bergitu histeris…….. :@ :@ :@


Beberapa menit kemudian saya lihat dari jendela terlihat anak-anak perempuan om R membawa ibunya untuk diminta perlindungan dengan saudara yang juga tetangganya persis didepan rumah saya:t :t

Karena sudah malam pihak keluarga ku diam saja karena tidak mau mengganggu rumah tangga orang. Dari peristiwa nyata tersebut lalu saya berusaha menguraikan kasus tersebut dari sudut pandang psikologi……….Saya perhatikan om R saat ini mengalami kejenuhan akibat tidak adanya rutinitas keseharian akibat pension dini... Yah biasa dikatakan terkena PPS. Apa itu PPS………..????:x :d :x :d

PPS biasa disebut Post Power Syndrome merupakan sekumpulan gejala yang muncul ketika seseorang tidak lagi memduduki suatu posisi sosial yang biasanya satu jabatan dalam institusi tertentu.
Kondisi Post syndrome terjadi bila seseorang mengalami pemutusan hubungan kerja, sesudah masa jabatan berakhir, mengalami pensiun dini oleh berbagai sebab atau usia kalendernya telah mencapai usia dimana orang bersangkutan harus pensiun.
Jadi kekosongan tugas oleh berbagai sebablah yang membuat orang terkena PPS.

Memang tidak setiap orang yang kehilangan jabatan akan menderita PPS, karena karakter kepribadian orang tersebut juga menentukan apakah ia akan mengalami PPS kelak bila dihadapkan pada masa pensiun wajar atau pensiun dini oleh berbagai sebab, serta kehilangan jabatan tertentu oleh mutasi/restrukturisasi institusi.

Terdapat kisaran tipe kepribadian yang rentan terhadap PPS yaitu :

1. seseorang yang pada dasarnya memiliki kepribadian yang ditandai kekurang tangguhan mental sehingga jabatan tanpa disadarinya menjadi pegangan, penunjang ketidaktangguhan fungsi kepribadian secara menyeluruh.

2. Seseorang yang pada dasarnya sangat terpaku pada orientasi kerja dan menganggap pekerjaan sebagai satu-satunya kegiatan yang dinikmati dan seolah menjadi “istri pertama”nya. Orang seperti ini akan sangat mengabaikan pemanfaatan masa cuti dengan cara kerja, kerja dan kerja terus.

Jadi PPS tidak melulu merupakan kondisi yang disebabkan oleh faktor eksternal seperti restrukturisasi institusi atau tibanya masa pensiun, namun faktor internal seperti tipe pribadi ikut menjadi salah satu kontribusi penting dalam PPS tersebut.

Penyebab internal PPS

Turner & Helms (1983) menyatakan bahwa terdapat beberapa penyebab faktor internal bagi pekembangannya PPS pada diri seseorang yang kehilangan jabatan yaitu :

1. kehilangan harga diri karena dengan hilangnya jabatan seseorang merasa kehilangan perasaan memiliki dan yang dimiliki, artinya dengan jabatan seseorang akan merasa menjadi bagian penting dari institusi, sehingga juga merasa dimiliki oleh institusi. Dengan jabatan pula seseorang merasa lebih yakindiri karena diakui kemampuannya.

2. kehilangan latar belakang kelompok eksklusif misalnya kelompok manager, kelompok kepala seksi, dan lain-lain.

3. kehilangan perasaan berarti dalam satu kelompok tertentu. Jabatan memberikan perasaan berarti yang menunjang peningkatan kepercayaan diri seseorang.
4. kehilangan orientasi kerja.

5. kehilangan sebahagian sumber penghasilan yang terkait dengan jabatan yang dipegang.

Penyebab internal tersebut tentu saja akan mengakibatkan berkembangnya reaksi frustasi yang akan mengakibatkan mengembangkan sekumpulan gejala psikososial yang antara lain ditandai oleh sensitif secara emosional seperti cepat marah, cepat tersinggung, uring-uringan tanpa sebab jelas, gelisah, dan diliputi kecemasan berlanjut.

Dia juga mendadak menjadi agresif dengan peningkatan intensitas aktifitas yang tidak terkendali demi tercapainya pengakuan akan ekstitensi diri dari lingkungan dimana orang tersebut berada.

Kondisi psikis yang sedemikian tegangnya akan berpenagruh terhadap ketegangan serta gangguan fungsi syaraf otonom yang berpengaruh pada gangguan fisiologis berupa ganggguan metabolisme tubuh, sehingga penyertaan reaksi somatisasi berupa aneka keluhan fisik pun tidak terhindarkan.

Biasanya iklim relasi dalam keluarga pun menjadi terganggu karena kecenderungan orang PPS menjadikan istri dan anak-anak sebagai ajang pelampiasan kekuatan kekuasaan terdahulu terhadap anak buah saat memangku jabatan. Orang ini akan menjadi otoriter, dominan dan sulit diajak kompromi dalam relasi dengan anggota keluarga, sehingga sering meluncur bentakan, makian, serta kemarahan tanpa terkendai ditujukan kepada anggota keluarga.

Kiat Praktis

Setiap orang dapat menghidar dan mencegah berkembangnya PPS asalkan ada upaya khusus.
Upaya internal. Sejak menerima jabatan tetap menjaga jarak emosional yang wajar antara diri dan jabatan tersebut, aertinya memang karir setinggi mungkin tetap harus kita jangkau dan menjadi cita-cita demi kepuasan batin, namun bila karir telah dicapai melalaui kesempatan menduduki jabatan tertinggi, tempatkanlah jabatan tersebut dalam posisi wajar.

Menjadi pekerja keras adalah tuntutan kerja utama, namun jangan menempatkan kerja formal sebagai satu-satunya dunia yang menjadi fokus utama.
Tanamkanlah dalam diri bahwa jabatan hanya bersifat sementara. Memang dalam pelaksanaan jabatan dipelukan sikapserius dan sungguh-sungguh, namun tetap berlaku. Tidak ada jabatan yang dapat diemban seumur hidup. Akan tiba saatnya beristirahat dna menikmati masa istirahat tersebut dengan cara yang sehat baik mental maupun fisik.

Read More.. »»
Template by - Abdul Munir - 2008
http://4.bp.blogspot.com/_sYx8LhsF1y0/SAtWYPbyHNI/AAAAAAAAANY/6ygY1rcSgYc/s1600-h/Tilmiz6.png