Selasa, 30 Juni 2009

Konsep Bimbingan Dan Konseling Islam

A. Pendahuluan

Bimbingan konseling adalah bimbingan atau upaya terhadap seseorang yang menghadapi problematik dalam kehidupan. Manusia hidup di alam dunia senantiasa akan menghadapi problem kehidupan selama hayat di kandung badan, baik problem yang nyata maupun yang tidak nyata.
Semua yang terjadi di ala mini pertama kali akan di indrai oleh panca indra yang selanjutnya akan ditanggapi / diterima oleh jiwa. Apabila jiwa tidak bisa diatasi dan tidak bisa mendapatkan jalan penyelesaian, inilah yang menjadi problem dan orang tersebut membutuhkan bimbingan konseling agar tidak menjadi rusak jiwanya.


Kehidupan di dunia penuh dengan contradiction ; ada senang dan ada susah, ada gembira dan ada sedih, ada sehat dan ada sakit, ada hidup dan ada mati. Setiap kejadian contradiction ini akan sangat berpengaruh terhadap jiwa dan bagaimana reaksi dari kejiwaan ini sangat bergantung kepada kondisi kekuatan jiwanya.

Sebelum memberikan bimbingan, seorang konselor harus mengetahui kondisi kejiwaan dari pasiennya.
Berbicara masalah jiwa, ilmu manusia tidak ada yang satisfied, tetapi ilmu Allah , sangat konstruktif dan praktis.
Ilmu Allah ini tersurat didalam Al Quran sesuai firman Allah pada surat Yunus ayat 57 :
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran (ilmu) dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman…

Pembahasan ini berenferensikan kepada AL Quran dan Sunnah Rosul (hadits), bukan berdasarkan pandapat manusia, karena yang menciptakan roh dan jiwa adalah Allah SWT.

Dalam pembahasan kali ini, disusun sistematik sebagai berikut :
Struktur tubuh manusia hidup
• Peranan dan fungsi jiwa dalam kehidupan manusia
• Proses terjadinya stress dan hal-hal yang menimbulkan trauma psykis
• Konsepsi Al Quran dalam pembangunan jiwa yang sehat
• Bimbingan konseling dalam konteks Islam.


B. Pembahasan

1. Struktur Tubuh manusia

Struktur tubuh manusia hidup terdiri atas :
• Raga / jasmani / soma
• Jiwa / rohani / psyche

Ruh yang menjadi manusia hidup dimasukkan Allah kepada jasmani manusia sesudah jabang bayi dalam kandungan berbentuk sempurna.
QS As Sajadah ayat 9 artinya : “Kemudian Dia menyempurnakan (jasmani) dan meniupkan kepadanya (jasmani) ruh”.
Tentang persoalan ruh, manusia tidak akan dapat mengetahuinya karena ruh ini adalah urusan ALLAH. QS Bani Israil ayat 85.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh, katakanlah: “ruh itu adalah urusan Tuhaaku dan kamu tidak diberikan ilmu melainkan hanya sedikit”>

Manusia mati bukan karena usia, bukan karena penyakit dan bukan karena kecelakaan, tetapi karena ALLAH cabut ruh dari jasmani manusia. QS Al Waqiah ayat 56 :
Akulah yang menentukan kematian diantara kalian dan Aku tidak bisa dihalangi (dikalahkan)”.
Terbatasnya (sedikitnya) ilmu tentang ruh yang dapat diketahui oleh manusia dengan mendeteksi gejala atau tingkah laku (perilaku) raga itulah yang disebut Jiwa.

Jalinan antara kedua tubuh ini dihubungkan dengan banyak (multi) system yang intinya :
• System syaraf yang berpusat di otak dan sumsum tulang belakang.
• System hormon

Coordinator dari kedua system ini berada di bawah naungan otak yang disebut hypothalamus.

Raga (jasmani) dilengkapi dengan lima alat pengamat yang disebut panca indera, yakni :
• Rasa lihat oleh mata
• Rasa dengar oleh telinga
• Rasa cium oleh hidung
• Rasa kecap oleh lidah
• Dan rasa raba oleh kulit

Jiwa (bagian kecil dari ruh yang dapat diketahui oleh manusia) dilengkapi Allah dengan tiga alat, yaitu :
• Unsur rasa yang tersusun atas 3 tingkat

1. tingkat religius (ihsan) berupa ikhlas, jujur, pemrah, taat, sabar, tawakal, rasa iman dsb.
2. tingkat humanis berupa rasa aesthetika (keindahan), rasa aethica, rasa social dan rasa intelek (kebijaksanaan)
3. tingkat animal berupa rasa gembira-senang,-riya (kucing, lumba-lumba), rasa takut (kura-kura), marah-sedih-kecewa (jerapah), malas-rakus-kikir (monyet), benci-iri-dendam (gajah) dan rasa sex (ayam-merpati).

• Unsur ratio / akal / intelek

• Unsure religi / kepercayaan.

Peranan dan fungsi jiwa dalam kehidupan manusia

Yang menentukan nilai manusia adalah jiwa (bukan raga), baik nilai social manupun nilai kesehatan dan bukan raga.

Apa yang terjadi dialam akan ditangkap oleh panca indera,selanjutny a melalui proses syaraf dan hormone dengan dijembatani oleh hypothalamus akan diterima oleh jiwa.
Masalah-masalah baik atau buruk, senang atau susah, gembira atau sedih, semuanya akan diterima oleh komponen jiwa yang pertama (unsure rasa). Kita memahami seni dengan unsur jiwa yang pertama (perasaan).

Persoalan benar dan salah tentang suatu product ilmu (ilmu manusia) diterima oleh komponen jiwa yang kedua ratio / akal. Anak selolah sejak mulia SD hingga menjadi sarjana menerima ilmu dengan akal / ratio.

Namun ternyata banyak problematika kehidupan yang tidak dapat diterima (dipahami / dipecahkan) oleh akal maupun perasaan, antara lain persoalan :
• Hidup
• Mati
• Jodoh
• Hamil
• Lahir
• Rizki
• Sehat
• Selamat
• Bahagia
• Sejahtera

Ini semua tidak bisa diterima / dipecahkan oelh ratio, apalagi oleh perasaan. Yang bisa dipecahkan oleh akal adalah ilmu manusia.

Product dair akal / hasil pemikiran manusia dilahirkan ilmu. Product dari rasa (perasaan jwia manusia) melahirkan seni. Oleh Karen itu seni dan ilmu merupakan budaya, yang berasal dari kata “budi” yang berarti kemampuan (jiwa ). Maka dari itu, seni dan ilmu dimasukkan dalam departemen pendidikan dan kebudayaan.

Itulah sebabnya Allah menganugerahkan komponen jiwa yang ketiga (religi/kepercayaan) yang harus diisi dengan iman, yakni dalam konsepsi Islam diisi dengan doktrin dua kalimat syahadat.

Syahadat yang pertama yang artinya “Saya bersaksi (kepercayaan yang mapan) bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, realisasinya percaya atas kebenaran dan kebaikan firman Allah didalam Al Quran.

Syahadat yang kedua yang artinya : “Saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rosul / utusan Allah, realisasinya adalah yakini atas kebenaran dan kebaikan sabda dan contoh Rosulullah dan kitabul Hadits.

Al Quran berisikan kumpulan ilmu Allah. QS Yunus ayat 57
Wahai segenap manusia, sungguh telah tiba kepadamu pengajaran (ilmu) dair Tuhanmu”.

Persoalan-persoalan yang tersebut diatas dapat dipecahkan oleh komponen jiwa yang ketiga yang telah diisi dengan Iman, dengan pedoman / ilmu dari Allah (Al Quran dan Hadits).
Maka dari itu, Allah turunkan wahyu pertama dengan kata “IQRO” yang berarti “BACA”, haqiqatbta umat Islam diperintahkan mengkaji ayat-ayat Allah, “Bismirobbika” yang berarti “Dengan Nama TuhanMu” dimaksudkan supaya dikaji dengan guidance (pedoman) dari tuhanmu yakni Al Quran.

Ayat-ayat Allah bukan hanya sekedar yang tersurat di dalam Al Quran saja, akan tetapi jug ayat-ayat yang tersirat di alam semesta, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Fusilat ayat 53. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu ada benar”.

Jadi problem yang menimpa diri seseorang, ini adalah ayat Allah yang tersirat yang harus dikaji. Untuk pemahaman haqiqatnya diterangkan di dalam Al Quran sebagai ayat yang tersurat.

Ayat-ayat yang tersirat di ala mini, merupakan peristiwa fisik atau syari’at maka untuk memahaminya, mengapa Allah izinkan terjadi persitiwa bencana, Maka jawaban haqeqatnya ada di dalam Al Quran.
Dikajinya bukan dengan akal atau perasaan. Akal dan perasaan tidak akan mampu memahami hal ini. Oleh karena itu, komponen jiwa yang ketiga (religi) yang telah diisi dengan Iman dna pedoman ilmunya di dalam Al Quran akan dapat dipahami.



1 komentar:

Bimbingan Konseling Sekolah mengatakan...

hai.....
salam kenal...nurmaelita....
pa kabar...?
bagimana kalau kita selalu tukar informasi mengenai blog bimbingan konseling islam. mudah-mudahan bermanfaat. http://bimbingankonselingislam.blogspot.com
oh...ya di diblog saya dilengkapi dengan email, di lihat di propil.

Posting Komentar

Template by - Abdul Munir - 2008
http://4.bp.blogspot.com/_sYx8LhsF1y0/SAtWYPbyHNI/AAAAAAAAANY/6ygY1rcSgYc/s1600-h/Tilmiz6.png