Selasa, 30 Juni 2009

Terkejut Setelah Nikah



Dari semenjak SMU saya sangat tertarik dengan kajian ataupun literature yang membahas tentang dunia pernikahan ataupun rumah tangga. Mungkin karena ingin membackupkhan diri agar terhindar dari hal-hal yang bisa menjadi kehancuran keluarga saat nanti saya sudah menikah. Salah satu posting saya yang akan diberikan kali ini adalah terkejutnya seseorang setelah nikah adalah pandangan bagi insan-insan yang akan segera menikah. Agar mengetahui seni dari pernikahan sehingga terhindar dari rasa “terkejut” itu.

Ehm… saya perhatikan banyak orang mempersepsikan bahwa menikah adalah hal yang terindah dan ditunggu-tunggu dalam separuh hidup kita, maka dari itu untuk mengawali jalan tersebut ada hal-hal yang perlu kita ketahui yaitu dengan membaca posting kali ini.


Nasri Muhammad berkata, “Saya mendapat kehidupan yang benar-benar berbeda setelah menikah. Saya mengira kehidupan keluarga itu penuh tawa, permainan dan cinta.
Ternyata, pernikahan itu berisi kesungguhan dan keseriusan. Tiada waktu untuk bermain-main karena tanggung jawab benar-benar mencekiki, seolah tiada kesempatan untuk berisitirahat dan mengatur nafas.”

Nahlah, Athif berkata, “keterkejutan biasanya terjadi karena seorang pemudi tiba-tiba dihadapkan pada tanggung jawab terhadap rumah, keluarga dan anak-anak Suaminya akan pulang kerja dalam keadaan letih dan membutuhkan pendamping yang dapat menghibur, menyiapkan makanan, menyuguhkan minuman dan berbagai kebutuhannya.

Presenter Fatimah Fuad berkata, “Keterkejutan melihat lebih dahsyat pada wanita karier karena ia mendapati dirinya dikepung oleh tanggung jawab, baik di dalam maupun di luar rumah.”

Presenter, Nihlah Abdul Aziz berkata, “saya sangat terkejut ketika memulai hidup berumah tangga. Tetapi, saya dapat melewatinya dengan cepat karena sebelumnya say telah memahami adanya perbedaan besar antara kehidupan saya sebagai gadis dan kehidupan saya sebagai istri.”

Ghadah Salim berkata, “Saya mengetahui bahwa banyak orang mengalami stress setelah berkahirnya bulan madu. Ada yangs tress berhari-hari bahkan ada yang sampai berbulan-bulan. Seharusnya, setiap orang berusaha mengalahkan stress dengan cepat agar kebahagiaan keluarga dapat berlangsung.

Dalia Ali berkata, “Keterkejutan setelah menikah dapat dihindari jika kedua pasangan berusaha saling memahami.”

Dr. Muahmmad Uwaidlah, Guru besar Kedokteran Jiwa di Universitas Al Azhar menegaskan bahwa keterkejutan setelah menikah menimpa 70 % kaum wanita dan 60 % kaum laki-laki. Berarti, wanita yang kaget lebih banyak daripada laki-laki yang kaget.

Tetapi, pengaruh keterkejutan lebih kentara pada kaum laki-laki. Terkadang mereka terlihat sedih, murung, atau kebingungan. Penyebabnya ketika seorang pemuda menikah, ia membayangkan pernikahan dapat membuatnya istirahat, bahagia, dan mendapat ketenangan.
Ternyata istri membangkang, menentang, dan tidak menaatinya, tidak seperti yang diharapkan. Karena itu, ia harus melipatgandakan upaya untuk mencapai kesuksesan dalam kerja karena istrinya tidak mendukung dan tidak membantunya. Bahkan, menambah kesulitan, mengganggu karir, dan menguras potensi waktunya.

Keterkejutan dapat menimpa pemuda dan pemudi setelah menikah. Tetapi, persiapan optimal dapat mengurangi pengaruhnya, bahkan mungkin dapat menghilangkannya.

Persiapan tersebut dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1. setiap pasang harus persiapkan diri menghadapi berbagi kemungkinan setelah menikah. Dan, hendaknya setiap pasangan memahami bahwa pernikahan benar-benar berbeda dengan masa-masa meminang dan bulan madu.

2. setiap pasangan harus berupaya mengenal watak asli pasangannya yang belum dikenal saat masa pinangan atau bulan madu.

3. setiap pasangan harus menyadari bahwa mereka bukan satu-satunya pasangan yang menghadapi persoalan dan perbedaan watak, pemikiran dan cara hidup. Ada jutaan pasangan yang menjumpai persoalan serupa.

4. Setiap pasangan harus berbicara pada dirinya sendiri, “Saya harus bersabar dan harus berkorban agar pernikahan dapat berkesinambungan,” dan “Saya tidak akan memberi kesempatan pada orang lain untuk mencibir dan menertawakan kami.”

0 komentar:

Posting Komentar

Template by - Abdul Munir - 2008
http://4.bp.blogspot.com/_sYx8LhsF1y0/SAtWYPbyHNI/AAAAAAAAANY/6ygY1rcSgYc/s1600-h/Tilmiz6.png