Senin, 29 Juni 2009

Arti Cinta ?


Kata

pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya
tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan
tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu
beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara
menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang,
membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat
budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).


Namun
hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang
sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi
gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu
disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada
Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta
Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.

Cinta

Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan
manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi
tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis
menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang
kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni
syahid di jalan-Nya.

Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan
mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah
tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang
mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung
yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin
menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi
oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi
oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang
dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat
dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di
saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang
gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami
yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya
gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak
orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian
dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya
pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya
membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat
Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.


Itu
semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk
terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki,
maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari
Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi
manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk,
memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah.
Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika
hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh
dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.


Bagaimana

mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih
menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia
pun melakukan maksiat.

Bagaimana

mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh
terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana

mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah,
sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah
tangga..

Bagaimana

mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara
dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak
terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana

mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud,
sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak


orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu.
Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena
disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai
saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta
Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan

kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar
kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak
bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita
membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada
Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan
Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban
untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal
yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat

2) Ikhlas dalam beramal

3)adalah Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu
berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti
qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu.
Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan
pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap
langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian
InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Sumber Fauzi......


0 komentar:

Posting Komentar

Template by - Abdul Munir - 2008
http://4.bp.blogspot.com/_sYx8LhsF1y0/SAtWYPbyHNI/AAAAAAAAANY/6ygY1rcSgYc/s1600-h/Tilmiz6.png